Minggu, 27 Oktober 2013

Part II - Kisah Si Kulit

Ketika kuliah dulu saya pernah ditanya seorang dosen.
"Mery berapa harga kulit manis sekarang?"
"Sekitar tiga ribuan sekilo pak" Jawab saya.
"Kenapa harganya murah?" Dia bertanya lagi.
"Nggak tau juga pak, kata orang-orang dikampung kualitas kulit manis kita kurang bagus."
"Saya kira bukan karena kualitas kulit manisnya. Tapi karena kualitas moral masyarakat lah yang rendah. Kulit manis kalau sudah kering akan membentuk gulungan. Dulu kalau orang punya kebun kulit manis umumnya mereka bisa naik haji dari hasil kebun mereka. harganya waktu itu sangat tinggi. Karena ulah sebagian masyarakat yang ingin cepat kaya, mereka pun mengambil jalan pintas. Tak dipikirkannya akibatnya. Apa yang mereka lakukan? Didalam gululungan kulit manis kering tersebut diisinya dengan sampah hasil pengikisan kulit biar timbangannya menjadi berat. Nah sekarang, kita juga yang merasakan akibatnya." Penjelasannya membuat saya melamun jauh ke kampung halaman saya.

Saya ingat dulu saya pernah diajak orang tua pergi ke pasar menjual kulit manis. saya melihat orang gudang yang sedang menjemur kulit manis. Sambil menjemur dia menghentak-hentakkan kulit manis satu persatu. Dari kulit tersebut keluar serbuk-serbuk. Saya berpikir mungkin itulah yang dimaksud oleh dosen saya. saya baru mengerti sekarang.

Kamis, 24 Oktober 2013

Dasar...! Melayu Kopi Daun!

Katanya, orang melayu itu ramah dan sangat pandai berbicara. Kenyataannya, banyak saya temui dan saya dengar, kadang orang melayu ini malas bekerja. Bekerja ala kadarnya, tapi maunya dapat untung sebanyak-banyaknya. Nah, orang-orang seperti ini saya sebut 'melayu kopi daun.' Harapan saya semoga pembaca dapat mengambil pelajaran yang positif dari tulisan ini.

Part I - Kisah Si Karet

Karet adalah salah satu komoditas pertanian yang bernilai tinggi. Karet menjadi bahan utama pembuatan ban. Tak hanya karetnya, tapi hampir semua bagian tanaman karet bermanfaat. Kayunya untuk bahan bangunan dan furnitur, biji karet bila diolah bisa dimakan, bahkan katanya tanaman karet juga bisa menghasilkan bahan bakar. Wah, kerenkan?

Harga karet dunia sebenarnya mahal. Dasar, namanya melayu kopi daun pengennya untung besar dan nggak mau capek, akhirnya malah jadi buntung. Tau nggak kenapa? Karetnya dicampur sampah plastik biar berat. Kalau dibelah, kelihatan ada sandal jepit bekas, plastik bekas dan kawan-kawannya. Parahnya, sebelum dijual karetnya direndam berhari-hari biar makin berat. Akibatnya, muncul aroma sangat busuk dari mobil angkutan karet bila berpapasan dengan kita. weekkh....!

Pembeli yang menunggu di pasar bukan orang bodoh, mereka orang cerdas. sudah dipastikan mereka pasti tidak mau beli dengan harga tinggi. Nahh...rasain tuh akibatnya!